Share What Me Know

Mengenal Format Audio Codec part 3

Ditulis oleh: -


Salam Blogger
Kebutuhan file audio dengan tingkat kompresi yang baik telah memunculkan berbagai macam format file audio, baik lossy compression (mp3, wma, aac,) maupun lossless compression (flac, m4a, als, monkey’s audio). File audio yang terkompres ini, membutuhkan codec (code decode) atau software yang digunakan untuk mengompres atau mendekompres file audio sesuai dengan formatnya sehingga file audio dapat di-play. Tanpa adanya codec, file audio yang terkompres tidak lebih dari data mentah biasa.

Codec merupakan suatu software atau library, dan bukan format file tertentu. Jika Anda pernah mengalami kesulitan untuk mem-play suatu format file tertentu (entah audio atau video) di komputer Anda, kemungkinan besar karena tidak ada codec yang sesuai di komputer tersebut sehingga file audio (atau video tersebut) tidak dapat di-dekompres. Beberapa software audio player menawarkan banyak codec sekaligus sehingga dapat mem-play berbagai macam file audio. Berikut ini adalah beberapa audio codec yang cukup populer:

  1. Free Lossless Audio Codec (FLAC)
  2. Developer: Xiph.Org Foundation, Josh Coalson. Website: http://flac.sourceforge.net/ Istilah FLAC dapat mengacu pada 2 hal, yaitu suatu format file audio (.flac) dengan kompresi yang lossless, dan codec mendekompres file audio .flac. Untuk file audio dengan format .flac, ukurannya cukup besar dibandingkan dengan format audio dengan kompresi lossy seperti mp3, namun kualitas suara yang dihasilkan lebih jernih. Sebagai codec, FLAC didistribusikan secara open source, dan dilengkapi dengan dokumentasi dan API bagi developer yang ingin membuat player buatan sendiri. Sistem operasi untuk FLAC, antara lain Wedhus, “unix” (Linux, *BSD, Solaris, OS X, IRIX), BeOS, OS/2, dan Amiga. Beberapa fitur untuk codec FLAC, antara lain:
    1. Lossless: proses encoding data audio tidak menghilangkan informasi dan hasil decode, sama persis seperti data sebelum di-encode. Setiap frame-nya terdiri dari 16-bit CRC untuk pendeteksi kesalahan.

    2. Cepat: proses decode yang terjadi menggunakan operasi aritmatik bilangan bulat, sehingga proses lebih cepat. Decode secara real time dapat dengan mudah dikerjakan oleh hardware saat ini.

    3. Dukungan hardware: FLAC didukung oleh berbagai macam manufaktur hardware mulai dari portable players, perangkat home stereo, hingga audio mobil.

    4. Metadata yang fleksibel: sistem metadata FLAC mendukung adanya tags, cover art, tabel, dan pencarian. Aplikasi bisa menuliskan sendiri metadata-nya saat mereka meregistrasinya.

    5. Mudah dalam pencarian: FLAC mendukung pencarian sample dengan cepat. Fitur ini akan berguna saat untuk playback, dan membuat file dengan format FLAC cocok untukaplikasi-aplikasi pengeditan.

    6. Streamable: proses decode FLAC tidak bergantung frame sebelum atau sesudahnya. Hal ini memudahkan proses streaming (tidak perlu menunggu hingga semua file berhasil didownload)
      .
    7. Beberapa player yang telah dilengkapi dengan code FLAC, antara lain: Allplayer, Winamp, Toast 9, AIMP.


  3. LAME
  4. Developer: The LAME development team Website: http://lame.sourceforge.net/
    LAME kepanjangan dari LAME Ain’t an MP3 Encoder, untuk menunjukan bahwa pada awalnya LAME bukan encoder, melainkan suatu patch (modifikasi) dari sebuah encoder 8hz MP3. Setelah beberapa pertimbangan, pada tahun 1998, Mike Chang (pembuat patch), mulai membuat dari awal suatu software yang didasarkan pada MPEG reference yang disebut “dist10”. Tujuannya adalah meningkatkan kecepatan dari dist10, namun kualitasnya tetap terjaga. Proyek ini kemudian menjadi Lame 2.0. Saat ini, LAME dikenal sebagai codec untuk file MP3. Sepertinya halnya codec MP3 yang lain, LAME menerapkan teknologi encoding MP3 dengan batasan-batasan sesuai dengan paten dari MP3 yang dimiliki oleh Fraunhofer Society.
    Beberapa software yang menggunakan codec LAME ini, di antaranya: Audio Grabber, Ituner

Happy Blogging ©2012 Abdiezs Blog